Rabu, 14 Januari 2015

Dan Saya Positif....

Menjadi ibu? Ah, siapa yang tidak ingin?
Menikah dengan orang yang kita sayangi, lalu mengandung dan melahirkan anaknya? Itu seperti mimpi. Tapi saya yakin, pagi itu saya tidak sedang bermimpi.

Jumat, 2 Januari 2015
Saya masih sibuk dengan pekerjaan saya seperti biasa. Tak hari yang tak istimewa buat saya, sejak hampir dua minggu usia pernikahan saya dengan suami tercinta. Hingga saat harus menuliskan receipt voucher kepada salah satu tamu, saya teringat sesuatu. Ya, hari ini saya seharusnya haid. Apa jangan-jangan... Saya tak mau terburu-buru mengambil kesimpulan. Saya telepon suami, lalu pulangnya saya beranikan membeli testpack, buat jaga-jaga.

Sabtu, 3 Januari 2015
Semalaman saya tak bisa tidur karena penasaran. Akhirnya pagi datang juga. Saya langsung tes dan hasilnya... satu strip terang dan ada satu strip samar-samar di bawahnya. Saya jadi bingung. Ini sebenarnya positif atau negatif, ya? Saya memberanikan diri membangunkan suami dan suami langsung sumringah dengan hasilnya. Katanya, saya positif. Ah? Masa secepat itu? Saya menikah 14 Desember dan ini baru awal Januari. Sayapun memutuskan membeli testpack lagi untuk check ulang keesokan harinya.



Minggu, 4 januari 2015
Harap-harap cemas, menstruasi belum datang juga. Siklus saya biasanya teratur 28 hari, dasn sampai hari ini kalau dihitung secara kalender berarti saya sudah telat 3 hari! Saya beranikan diri test lagi karena saya pikir tak ada ruginya. Kalau saya hamil ya alhamdulilah meskipun masih tak percaya secepat ini jadinya. Kalaupun ternyata belum hamil ya sudah tak apa-apa. Mungkin bisa coba lagi lain waktu *saya suka kata-kata ini "coba lagi"! Hehehehe.
Ternyata eh ternyata, hasil masih kurang lebih sama dengan hasil sebelumnya. Masih samar-samar. Ya sudahlah, mungkin harus sedikit bersabar, meski rasa penasaran ini tak bisa dikelabuhi.

Senin, 5 januari 2015
Rasa penasaran saya semakin besar. Saya browsing sana sini mengenai hasil testpack yang samar itu dan sebagian  besar mengatakan bahwa itu tandanya positif meskipun garis hanya terlihat samar. Testpack bekerja dengan cara menguji kadar HCG atau hormon yang dikeluarkan saat kehamilan dalam urin. Jumlahnya bervariasi dalam setiap tubuh wanita, dan kadar ini akan semakin banyak 
seiring dengan bertambahnya usia kandungan. Sayapun mulai daftar situs-situs diskusi ibu hamil di ibuhamil.com, baca-baca berbagai artikel tentang kehamilan, dan sebagainya.

Selasa, 6 Januari 2015
Saya sudah tak tahan lagi! Saya takut tak bisa tidur karena penasaran. Pulang kerja, saya sempatkan ke apotik dan membeli testpak impor. Saya sengaja memilih yang paling mahal dan mudah-mudahan yang mahal punya tingkat sensitifitas tinggi sehingga hasilnya tak samar lagi (meskipun tak ada pembuktian apapun tentang ini). Pagi-pagi saya langsung ke toilet dan cek. Hasilnya? Dua garis yang lumayan terang terlihat sudah. Syalala! Sayapun teriak dari kamar mandi sampai suami saya kaget. Namun kemudian ikutan jingkrak-jingkrak dengan hasilnya. Saya merasa menjadi perempuan paling beruntung di dunia. Terimakasih Tuhan, telah mempercayakan semua ini padaku...


Rabu, 7 Januari 2015
Suami sudah wanti-wanti sejak pagi kalau hari ini saya musti ketemu dokter unttuk sebuah jelasan : saya ini hamil atau tidak? Bukannya kenapa-kenapa. Kalau saya hamil setidaknya dari situ kammi harus selalu pantai perkembangannya, tapi kkalau tidak, ya nothing to loose. Suami juga berkali-kali mengingatkan supaya saya telepon rumah sakit dan menanyakan apakah dokter kandungannya cewek apa cowok kkarena suami amat sangat keberatan jika ternyata cokternya cowok. Saya sih anggap enteng warning dari suami hingga kami beneran memutuskan datang ke Rumah sakit Siloam di Sunset Road. Baru juga saya registrasi, suami langsung tanya ke resepsionisnya "dokternya laki/perempuan" dan  si mbak resepsionis bilang, dokterr yang jaga saat itu laki-laki. Kalau mau dokter yang perempuan bisa datang besok paginya. Saya insist ke suami dengan alasan "sudahh terlanjur disini" tapi suami saya juga ngotot bilang "No". Dasar keras kepala, kaalau dia bilang "No" dari awal ya artinya sampe ntar juga "No". Sayapun merajuk dan  merengek tapi ddia tetap pada pendirian. Saat kami melewati foodmart dan  dia mau makkan malam, saya sempat mengancam tidak mau makan dan tidak akan bisa tidur sampai besokk pagi dan saya musti ke dokter sekarang.Tetap saja, dia dengan santai bilang "No" sampai saya akhirnya menyerah kalah.

*to be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar